Webinar ASN | Transformasi Birokrasi Melalui Sistem Merit II: Peningkatan Kompetensi Manajerial melalui Penguatan Effective Leadership. Pilar Teknotama sukses melaksanakan kegiatan rutin Webinar ASN yang berlangsung pada selasa (19/09/2023). Tema yang diusung adalah Transformasi Birokrasi Melalui Sistem Merit II: Peningkatan Kompetensi Manajerial melalui Penguatan Effective Leadership. Kegitan tersebut dihadiri 1500 lebih peserta yang Zoom Meeting dan YouTube Streaming.
Pada pelaksanaan kegiatan tersebut kembali menghadirkan Narasumber Asisten Komisioner KASN yakni Bapak Dr. Sumardi, SE, M.Si yang memiliki background sebagai Birokrat dan Penulis Buku.
Sosok pemimpin adalah panutan bagi para karyawannya. Mereka merupakan sosok yang menginspirasi dan mampu memberikan perubahan positif. Selain itu, pemimpin juga diharapkan mampu memberdayakan orang-orang di sekitar untuk bekerja menuju tujuan bersama. Alat pemimpin yang paling kuat untuk melakukannya adalah memiliki kemampuan berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif menjadi bagian vital dalam sebuah perusahaan. Dari komunikasi yang efektif tersebut, mampu menggiring orang untuk mendapatkan kepercayaan, menyelaraskan upaya dalam mengejar tujuan, dan menginspirasi perubahan positif. Ketika komunikasi kurang, informasi penting dapat disalahartikan, menyebabkan hubungan menjadi buruk. Hubungan yang kurang baik ini pada akhirnya menciptakan hambatan yang menyulitkan adanya kemajuan.
Baca juga: Apa itu Personal Branding? Mengapa Penting bagi ASN?
8 Keterampilan Komunikasi untuk Peningkatan Kompetensi Manajerial melalui Penguatan Effective Leadership
Jika pemimpin tertarik untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan, berikut delapan keterampilan komunikasi yang dibutuhkan untuk menjadi lebih efektif dalam kepemimpinan:
Kemampuan menyesuaikan gaya komunikasi
Gaya komunikasi yang berbeda adalah penyebab komunikasi buruk yang paling sering terjadi. Menurut Economist Intelligence Unit, gaya komunikasi yang buruk dan dapat menyebabkan masalah yang lebih signifikan, seperti prioritas yang tidak jelas dan peningkatan stres. Oleh sebab itu, pemimpin sebaiknya mampu mengidentifikasi gaya kepemimpinan, sehingga dapat lebih memahami bagaimana sebaiknya berinteraksi dengan karyawan.
Jika seorang pemimpin memiliki kewibawaan, kemungkinan besar mereka memiliki visi yang jelas untuk mencapai kesuksesan dan menyelaraskan anggota timnya. Sementara pendekatan tersebut dapat efektif untuk beberapa orang, namun tak dipungkiri bisa gagal bagi orang lain. Motivasi setiap karyawan berbeda, jadi mengetahui cara menyesuaikan komunikasi sangat penting untuk memengaruhi orang lain dan mencapai tujuan organisasi.
Kemampuan menjadi active listener
Para pemimpin yang efektif tahu kapan mereka perlu berbicara dan, yang lebih penting, kapan mereka perlu mendengarkan. Tunjukkan bahwa pemimpin memiliki kepedulian dengan meminta pendapat, ide, dan umpan balik karyawan. Dan ketika mereka berbagi, terlibat secara aktif dalam percakapan—ajukan pertanyaan, undang mereka untuk menguraikan, dan membuat catatan.
Menjadi pendengar aktif (active listener) bukan hal mudah. Pemimpin sebaiknya menghindari interupsi ketika karyawan mengungkapkan pendapatnya. Tetap fokus pada karyawan dan apa yang mereka katakan. Untuk mencapai itu, pemimpin juga perlu menghilangkan gangguan, misalnya bermain handphone dan interupsi lainnya.
Transparansi
Dalam sebuah survei oleh American Management Association, lebih dari sepertiga manajer senior, eksekutif, dan karyawan mengatakan mereka “hampir tidak pernah” tahu apa yang terjadi di perusahaan. Hal tersebut menihilkan adanya transparansi. Dampaknya tentu bisa meruntuhkan penghalang komunikasi antara pemimpin dan anggota timnya.
Pemimpin sebaiknya memiliki sikap transparansi yang tercermin dari cara berbicara secara terbuka terkait tujuan, peluang, dan tantangan perusahaan. Para pemimpin dapat membangun kepercayaan di antara tim mereka dan menumbuhkan lingkungan di mana karyawan merasa diberdayakan untuk berbagi ide dan berkolaborasi.
Mengakui kesalahan saja dapat mendorong eksperimen dan menciptakan ruang yang aman untuk pemecahan masalah secara aktif. Setiap individu harus memahami peran yang mereka mainkan dalam kesuksesan perusahaan. Semakin transparan pemimpin, semakin mudah bagi karyawan untuk membuat hubungan itu.
Kejelasan komunikasi
Faktor kejelasan dalam cara berkomunikasi jadi kunci penting. Ketika berkomunikasi dengan karyawan, bicaralah secara spesifik. Jelaskan paparan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh karyawan. Semakin jelas disampaikan, maka semakin sedikit kebingungan yang dialami karyawan.
Kemampuan mengajukan pertanyaan terbuka
Apabila pemimpin ingin memahami motivasi, pemikiran, dan tujuan karyawan dengan lebih baik, mulai berlatih untuk mengajukan pertanyaan terbuka. Jennifer Currence, presiden perusahaan konsultan The Currence Group, mengatakan kepada Society of Human Resource Management untuk menggunakan akronim TED, yang merupakan singkatan dari:
(T): Tell me more atau ceritakan lebih banyak
(E): Explain what you mean atau jelaskan maksudmu
(D): Define that term or concept for me atau tentukan pengertian atau konsep untuk saya
Contoh kalimat pertanyaan terbuka di atas secara tidak langsung akan mengiring karyawan atau lawan bicara untuk menjelaskan secara lebih mendetail.
Empati
Tak sedikit pemimpin yang kehilangan kewibawaan karena kurang mengasah empati. Dalam keterampilan berkomunikasi, empati menduduki peringkat teratas dalam suksesnya komunikasi. Semakin baik pemimpin mengakui dan memahami perasaan, serta pengalaman karyawan, mereka semakin merasa didengar dan dihargai perasaannya.
Dalam survei tahun 2018 berjudul State of Workplace Empathy, hasilnya menyebut 96 persen responden mengungkapkan pentingnya bagi pemimpin untuk menunjukkan empati, namun 92 persen mengklaim sikap berempati diremehkan. Jika pemimpin ingin meningkatkan komunikasi dan membangun budaya yang lebih kuat dan produktif, berlatihlah menanggapi dengan empati.
Keluwesan berkomunikasi lewat bahasa tubuh
Komunikasi bukan hanya apa yang ingin dikatakan; melainkan perlu adanya penyesuaian atau pembawaan diri. Menurut pelatih eksekutif Darlene Price, sebanyak 93 persen dampak komunikasi berasal dari isyarat nonverbal. Untuk memastikan pesan sampai dengan tepat, fokuslah pada bahasa tubuh.
Jika pemimpin mencoba menginspirasi seseorang, berbicara dengan kepalan tangan dan alis yang berkerut tidak akan mengirimkan pesan yang tepat. Alih-alih, lakukan kontak mata untuk membangun minat dan hubungan baik dan tunjukkan senyum tulus untuk menyampaikan kehangatan dan kepercayaan.
Kemampuan menerima dan menerapkan umpan balik
Meminta umpan balik dari anggota tim tidak hanya dapat membantu dalam perkembangan sebagai pemimpin, tetapi juga membangun kepercayaan di antara rekan kerja. Namun demikian, penting bagi seorang pemimpin untuk tidak hanya mendengarkan umpan balik. Pemimpin sebaiknya memiliki rencana aksi untuk menindaklanjutinya.
Jika Anda terus menerima umpan balik dari tim, tetapi tidak menerapkan perubahan, mereka akan kehilangan kepercayaan pada kemampuan Anda. Perlu adanya keseriusan dari pemimpin untuk terus melakukan tindak lanjut terkait masukan yang didapatkan untuk perubahan.
Bagi anda yang belum menyaksikan webinar tersebut, tayangan ulang akan di publish pada YouTube Pilar Teknotama pada tautan berikut: Peningkatan Kompetensi Manajerial melalui Penguatan Effective Leadership.